Frugal Living: Hemat Iya, Bahagia Nggak?

Lo pernah nggak sih, lagi scroll-scroll TikTok terus muncul konten tentang frugal living? Isi kontennya sih kelihatan simpel: gimana caranya hidup hemat, minimalis, dan cepet-cepet “bebas finansial”. Bagi sebagian dari kita yang lagi struggling di usia 30-an, konten kayak gini sering bikin kita mikir: “Wah, gue harus hidup kayak gitu biar sukses.” Tapi di balik semua tips irit dan aturan ketat itu, muncul satu pertanyaan penting yang sering kita pendam: “Gue bisa kayak gitu nggak? Dan kalau bisa, gue beneran bahagia nggak?”

Plot twist: hidup hemat ternyata nggak segampang yang diceritain. Kadang kita cuma bisa ngakak getir sambil bilang, “Nabung aja susah, apalagi kalo disuruh hemat buat jangka panjang.” Apa bener kebahagiaan bisa datang dari nggak beli kopi mahal atau nahan diri buat nggak beli sneakers baru pas diskon? Let’s break it down.

Frugal Living, atau “Hidup Hemat yang Membingungkan”

Frugal living, buat banyak orang, adalah lifehack untuk jadi kaya di usia muda. “Potong pengeluaran, hindari gaya hidup konsumtif, dan voila! Lo bisa pensiun di Bali dengan uang pensiun super stabil.” Kedengarannya manis, kan? Tapi buat kita yang gaji masih nanggung-nanggung, susah banget ngebayangin hidup tanpa self-reward. Lo bener-bener mau ngorbanin kenikmatan minum kopi mahal di sore hari cuma demi cutting costs? Dan jujur aja, kadang penghematan ekstrim kayak gitu malah berasa kayak ngorbanin kebahagiaan.

Kalau diibaratkan, frugal living itu kayak diet ketat. Lo tau kalau diet bisa bikin lo sehat, tapi tahan nggak buat ngelihat donat krispi yang glazed dan harum? Sama aja kayak nahan diri buat nggak beli barang diskon yang seolah-olah memanggil lo dari rak toko.

Apakah Frugal Living Itu Untuk Semua Orang?

Frugal living mungkin cocok buat konten kreator yang udah punya stabil income. Tapi, gimana dengan kita yang bahkan buat nabung aja kadang kepotong karena ada kebutuhan mendadak? Lo nggak bisa tiba-tiba memotong pengeluaran habis-habisan tanpa sadar ada cicilan yang harus dibayar, baju baru buat interview kerja, atau makan enak setelah kerja lembur. Buat sebagian orang, ngebatesin pengeluaran jadi salah satu bentuk menyiksa diri.

Sebenernya, penelitian juga udah bilang bahwa kebahagiaan lo nggak selalu ditentukan dari seberapa besar lo bisa nabung, tapi dari gimana lo merasa nyaman dengan keadaan finansial lo sendiri. Lo bisa hemat, tapi kalau setiap hari hidup kayak tahanan di penjara keuangan pribadi, lo bakal capek sendiri.

 

Konsumtif Kadang Perlu, Bahagia Itu Relatif

Kita semua setuju, kebahagiaan bukan datang dari overconsumption. Tapi, ada satu hal yang sering dilupain para penganut frugal living: kebahagiaan itu relatif. Ada orang yang bisa ngerasa puas dengan hidup hemat karena mereka nemuin makna dalam hal-hal sederhana. Tapi ada juga yang ngerasa hidup harus diimbangi dengan sedikit indulgence. Kita hidup di tengah bombardir tren konsumerisme; rasanya kadang nggak manusiawi kalau lo nggak bisa sedikit-sedikit nikmatin apa yang lo mau.

Menurut Science of Well-Being, salah satu faktor yang bikin orang bahagia adalah pengalaman, bukan barang. Tapi kalau buat lo, beli barang baru yang lo suka bisa bikin lo merasa lebih hidup, ya itu juga bagian dari kebahagiaan lo. Frugal living itu bukan ajaran yang harus diikutin kayak agama, dan lo nggak dosa kalau nggak ikut 100%. Lo tetap bisa bahagia sambil ngelakuin sedikit indulgence.

Frugal Living vs. Financial Freedom: Cari Keseimbangan Sendiri

Kita semua pengen kebebasan finansial, tapi jangan sampai kita kehilangan kebahagiaan cuma gara-gara ngejar frugal living ala konten kreator. Spoiler alert: hidup lo nggak harus jadi karbon copy hidup orang lain. Kebebasan finansial adalah soal gimana lo bisa ngatur uang dengan bijak tanpa kehilangan diri sendiri.

Lo bisa ambil prinsip-prinsip frugal living yang cocok buat lo, tanpa harus hidup ekstrem. Mulai dari hal-hal sederhana, kayak bedain mana kebutuhan dan keinginan, dan bikin budget yang realistis. Kuncinya ada di balance.

Lo boleh nabung, tapi nggak harus ngebatasin diri buat nggak beli kopi atau nonton film di bioskop yang lo suka. Bahagia juga penting, bro. Kalau nggak, buat apa lo capek-capek kerja kalau nggak ada yang bisa lo nikmatin?

Standar Kebahagiaan? Jangan Ikutin Orang Lain

Intinya, lo nggak harus ngikutin standar kebahagiaan orang lain. Frugal living mungkin bikin sebagian orang happy, tapi belum tentu itu bikin lo senyum setiap hari. Jangan ngerasa gagal cuma karena lo nggak bisa hidup sehemat orang lain. Yang penting adalah gimana lo bisa ngatur keuangan tanpa ngerasa tercekik, dan tetap bisa menikmati hidup yang lo jalani​.

Hidup lo, aturan lo. Dan nggak ada yang salah dengan sedikit indulgensi selama lo tau batasnya. Toh, hidup ini nggak cuma soal nabung atau hemat mati-matian—kadang kita juga butuh sedikit kesenangan buat ngingetin bahwa kita masih hidup.